Selasa, 08 Januari 2019

ANALISIS HUBUNGAN KAJIAN TENTANG KOMUNIKASI ANTARA SEMIOTIKA PADA FILM DENGAN PENGARUH DAYA TARIK MASYARAKAT PADA FANPAGE FACEBOOK


JUDUL

ANALISIS HUBUNGAN KAJIAN TENTANG KOMUNIKASI ANTARA SEMIOTIKA PADA FILM DENGAN PENGARUH DAYA TARIK MASYARAKAT PADA FANPAGE FACEBOOK



PENDAHULUAN

Dalam perkembangan dunia modern, komunikasi menjadi sesuatu yang penting. Pada mulanya, komunikasi hanya diartikan sebagai suatu pengantar pesan agar diterima sesuai dengan apa yang ingin disampaikan. Tetapi, sesungguhnya komunikasi adalah sesuatu yang rumit dan meluas. Di era modern seperti sekarang ini, komunikasi dapat diartikan sebagai kunci utama untuk mengarah pada pola pikir dan opini seseorang terhadap apa yang sudah disampaikan.

Menurut Shubert (1974), komunikasi adalah aktivitas penyebaran informasi, ide, dan perasaan, kepada si penerima dengan maksud menggugah partisipasinya agar informasi dari sumber tadi dihayati secara bersama oleh seseorang atau sekelompok orang. Sedangkan menurut KBBI, komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Jika berbicara tentang komunikasi, tiap orang memiliki pengertian yang berbeda-beda. Tetapi, yang utama dalam tiap komunikasi adalah adanya penyampaian pesan yang tentunya dilakukan oleh antar manusia.

Informasi yang disampaikan dapat berbentuk verbal dan nonverbal. Secara sederhana, komunikasi nonverbal adalah proses penyampaian pesan tidak menggunakan kata-kata, melainkan dengan isyarat yang dapat dipahami (Dadan Anugrah, 2008; 57). Sedangkan, komunikasi verbal melibatkan lisan maupun tulisan untuk penyampaian informasi. Jika anda pernah mendengar peribahasa yang menyatakan ‘mulutmu, harimaumu’, maka seperti itulah komunikasi dapat digambarkan di era modern. Tiap informasi yang disampaikan oleh seseorang dapat menimbulkan umpan balik, maka dikenal sebagai komunikasi efektif.

Dalam komunikasi yang tidak dapat dilakukan efektif, apabila tidak menghasilkan umpan balik atau miscomunnication. Efektivitas komunikasi pada umumnya terjadi pada frame of reference dan field of experience (loc.cit; 55). Pada kali ini, penulis akan mengkaji tentang hubungan antara komunikasi yang terdapat pada hasil penelitian Dani Vardiansyah, yaitu Analisis Semiotika Komunikasi Antarbudaya Amerika dengan China dalam Film The Karate Kid dengan Pengaruh Daya Tarik Konten Fan Page Facebook “Thenewbikingregetan” Terhadap Arah Opini Pengikutnya di Jakarta. Penulis akan mengkaji bagaimana hasil penelitian tersebut dapat berkaitan berdasarkan kajian komunikasi yang terdapat dalam hasil kedua penelitian tersebut, yang diberi judul “ANALISIS HUBUNGAN KAJIAN TENTANG KOMUNIKASI ANTARA SEMIOTIKA PADA FILM DENGAN PENGARUH DAYA TARIK MASYARAKAT PADA FANPAGE FACEBOOK”.


 


PEMBAHASAN


           Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa di era modern, komunikasi ternyata merupakan sesuatu yang sangat penting. Komunikasi terjadi karena ada pertukaran pesan yang terjadi antar manusia. Pengembangan arti komunikasi ini dapat diartikan sebagai suatu proses yang menyatakan who, says what, in what channel, to whom, with what effect.  Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi melibatkan komunikator, pesan, media, komunikan, dan umpan balik.


           Dalam penelitian I, yaitu Analisis Semiotika Komunikasi Antarbudaya Amerika dengan China dalam Film The Karate Kid, yang diteliti oleh F. Hanny dan Dani Vardiansyah (2018) menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa kebudayaan China Kuno sangat kental dalam film The Karate Kid. Sebelum memahami secara detail, kita harus memahami apakah sebenarnya semiotika komunikasi serta hubungannya terhadap komunikasi antarbudaya, mengapa film tersebut didominasi oleh kebudayaan China ?


           Berdasarkan pengertiannya, semiotik atau semiotika berhubungan dengan semantik karena dua pengertian itu meliputi makna dan kemaknaan dalam komunikasi antarmanusia (Jos Daniel Parera, 2004; 41). Hal ini menunjukkan bahwa semiotika adalah ilmu isyarat komunikasi yang memiliki makna tertentu. Komunikasi antarbudaya terjadi karena adanya penyampaian pesan dalam budaya yang berbeda. Sama halnya dengan film The Karate Kid, yang merupakan suatu film bergenre action dan drama mencoba menggabungkan dua budaya, yaitu Amerika dan China.


           Muncul pertanyaan baru bahwa mengapa film Amerika dapat mengadopsi kebudayaan china kuno, bahkan mendominasi ? Perbedaan latar belakang budaya sebagai faktor heterofili, yang dapat menyebabkan komunikasi yang kurang optimal dan tidak efektif. Jika dilihat dari alur cerita film tersebut, maka sebenarnya film tersebut ingin mengisyaratkan olahraga karate yang berasal dari negara pencetus atau asal usulnya, yaitu China pada abad ke-14. Maka, diangkatlah budaya China agar erat kaitannya dengan garis besar film tersebut, yaitu karate.


         Di era globalisasi, film sangat mendunia. Di negara berkembang maupun maju, banyak membuat film yang dapat ditonton dan dipublikasikan untuk seluruh warga dunia. Hal tersebut juga yang menjadi pemicu bahwa penyampaian pesan lewat film (bentuk komunikasi massa) dapat dilakukan dan terjadi melalui lintas negara sekalipun, misalnya film The Karate Kid yang tidak hanya ditonton dan diketahui oleh masyarakat Amerika ataupun China saja, tetapi sebagian masyarakat di dunia mungkin pernah melihat film tersebut. Pada suatu film yang ingin mengangkat pesan berbudaya, memang tidak mudah. Sama halnya ketika pesan melalui media bisa jadi salah tafsir. Komunikasi antarbudaya menjadi sangat utama dalam ulasan film ini, karena hasil penelitian menunjukkan bahwa film tersebut mendominasi budaya china kuno. Hubungan antara budaya dan komunikasi adalah timbal balik. Budaya takkan eksis tanpa komunikasi dan begitupun sebaliknya (Dadan Anugrah, 2008; 38).


         Sedangkan, pada jurnal penelitian II yang membahas tentang daya tarik dan arah opini masyarakat terhadap akun fanpage bahwa penulis melihat hal tersebut sudah menjadi umum di era modern seperti sekarang ini. Sosial media dianggap sebagai sarana baru untuk berkomunikasi di era teknologi informasi dan komunikasi. Menurut Nasrullah (2015) media sosial adalah medium di internet yang memungkinkan pengguna merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain membentuk ikatan sosial secara virtual. Dalam media sosial, tiga bentuk yang merujuk pada makna bersosial adalah pengenalan (cognition), komunikasi (communicate) dan kerjasama (co-operation).

     Sudah banyak ditemukan akun penyajian berita, salah satunya akun fanpage thenewbikingregetan”. Peneliti menyatakan dalam abstraksi jurnal tersebut bahwa adanya keterkaitan antara daya tarik dengan arah opini pengikutnya di daerah Jakarta. Penelitian juga menunjukkan hasil bahwa arah opini pengikut fanpage tersebut merujuk pada arah yang positif. Hal ini saya simpulkan bahwa arah opini masyarakat yang lebih pada arah positif, yaitu dikarenakan akun tersebut merupakan fanpage yang menyajikan berita tentang pelanggaran yang dapat menjadi salah satu media atau wadah penyajian berita agar masyarakat dapat mengetahui informasi secara cepat. Arah opini pengikutnya tersebut dapat disebut dengan efek konatif, atau dikenal sebagai perubahan tingkah laku yang dicapai. Menurut Dani Vardiansyah (2004) dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi, menyatakan bahwa dalam tataran komunikasi massa, pengaruh media massa lebih kecil pengaruhnya jika dibandingkan dengan saluran antarpribadi yang mengandalkan peran pemuka pendapat.


         Begitu juga dengan umpan balik dari komunikasi yang terpengaruh dari tataran komunikasinya. Semakin rendah tataran komunikasi, semakin segera umpan balik yang dapat diterima oleh komunikator (Dani Vardiansyah, 2004; 35). Maka dalam jurnal penelitian II ini dapat dinyatakan bahwa hal tersebut merupakan bagian dari ilmu komunikasi. Singkatnya, komunikasi yang dilakukan pada jurnal II berada pada tataran komunikasi massa yang dapat dikaitkan dengan komunikasi yang dapat berlangsung efektif, karena dapat dilihat umpan balik dari komunikan.


 


KESIMPULAN       


            Berdasarkan ulasan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis dapat memahami bahwa pada jurnal penelitian I lebih merujuk pada komunikasi antarbudaya yang merupakan salah satu bentuk komunikasi massa menyampaikan pesannya melalui semiotika, yang artinya pesan disampaikan melakui isyarat (pesan intrinsik). Sedangkan, pada jurnal penelitian II yang membahas tentang hubungan daya tarik dan arah opini pengikutnya di Jakarta juga terjadi pada komunikasi massa yang dapat mengubah pola pikir serta perilaku komunikan dikarenakan lingkup budaya yang sama (homogen).


           Pada dasarnya, komunikasi dapat diartikan sebagai alat sosialisasi. Dadan Anugrah dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Antarbudaya: Konsep dan Aplikasinya (2008), menyatakan bahwa pertemuan dua kebudayaan yang berbeda (frame of reference) atau pertemuan individu dengan latar belakang yang berbeda (field of experience) dapat menimbulkan perubahan sosial. Dalam hal ini, individu atau masyarakat yang terkena perubahan tersebut akan berusaha beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Dasar dari proses adaptasi tersebut adalah komunikasi. Baik dalam jurnal penelitian I dan II, keduanya merupakan bagian dari ilmu komunikasi yang merupakan tataran pada komunikasi massa dan menimbulkan perubahan sosial lewat informasi dan pesan yang disampaikan.

 


DAFTAR PUSTAKA

Anugrah, Dadan, dan Winny Kresnowiati. 2008. Komunikasi Antar Budaya: Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Jala Permata



Hanny, F., & Vardiansyah, D. (2018). Analisis Semiotika Komunikasi Antarbudaya Amerika Dengan China Dalam Film The Karate Kid. Koneksi1(2), 353-357.




Nasrullah, Rulli. 2015. Media Sosial; Persfektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.



Neolaka, Amos, dan Grace Amialia A. Neolaka. 2017. Landasan Pendidikan: Dasar Pengenalan Diri Sendiri Menuju Perubahan Hidup. Depok: PT Kharisma Putra Utama.



Parera, J.D. 2004. Teori Semantik. Jakarta: Erlangga.



Rahardja, I. C., & Vardiansyah, D. (2018). Pengaruh Daya Tarik Konten Fan Page Facebook “Thenewbikingregetan” Terhadap Arah Opini Pengikutnya Di JakartaPrologia1(2), 460-464. Diakses online: https://journal.untar.ac.id/index.php/prologia/article/view/1962



Vardiansyah, D. (2004). Pengantar Ilmu KomunikasiCetakan Ke-1. Bogor: Ghalia Indonesia.



https://kbbi.web.id/komunikasi (diakses Senin, 24 Desember 2018 pada pukul 15.12 WIB).



http://www.karatepondsel.wap.sh/converted.html (diakses Selasa, 8 Januari 2019 pada pukul 03.02 WIB).