Sylvester Stallone, atau yang biasa dikenal dengan panggilan ‘Sly’. Sudah bukan nama yang asing lagi di dunia perfilman hollywood. Peran pertamanya sebagai Robert Rocky Balboa di film “Rocky” ini berhasil membawa namanya melambung tinggi ke atas. Kebanyakan orang mungkin hanya akan mengenal Sylvester Stallone sebagai aktor film, banyak orang yang juga tidak mengetahui kisah dari aktor film yang satu ini. Siapa yang dapat menyangka bahwa seorang yang cacat dapat membintangi sebuah film ternama dan meraih banyak penghargaan atas karyanya tersebut, inilah Sylvester Stallone.
Sylvester Stallone lahir di New York. Terlahir dalam keadaan ekonomi yang sangat miskin membuat Ibu Sly mengharuskan melahirkan putranya itu di tangga pintu sebuah sekolah. Dengan keterbatasan biaya dan tidak ada pertolongan medis pada saat melahirkan, maka Sly terlahir dengan keadaan fisik yang kurang sempurna. Bagian sisi kanan wajahnya tidak normal dan bibirnya agak turun ke bawah, sehingga ia terlihat seperti Looney Tunes dan kerap menjadi ejekan teman di sekolahnya.
Sly mempunyai impian menjadi seorang aktor. Sly tidak pernah ikut kursus akting dan pandai berlaga. Dengan bermodal semangat dan niat, Sly mencoba peruntungannya untuk mengikuti audisi. Keterbatasan fisik yang dimiliki Sly menjadi penghambat Sly dalam meraih mimpinya. Namun, tidak sampai pada percobaan ke-1500 saja. Ia terus mencoba, mencoba, dan mencoba. Banyak yang mengomentari Sly ketika ia tampil di depan banyak orang untuk ikut audisi, mulai dari cara berpakaiannya, ekonomi, bakat yang dimiliki, dan juga keterbatasan fisiknya.
Celaan tersebut ternyata tetap saja tidak menghentikan kakinya untuk terus dating kekantor agensi. Terlahir dengan keadaan yang sangat miskin itu membuat keadaanekonomi Sly makin memburuk setiap harinyaa, karena Sly tak punya penghasilan tetap dan Ia terus-menerus mengikuti audisi. Suatu ketika, ia tak mampu membayar listrik di apartemen-nya sehingga keadaan tersebut memaksa Sly menjual anjing kesayangannya yang bernama Timmy. Timmy berhasil dijual hanya seharga $25, karena sudah tidak ada pilihan maka ia pun menjual Timmy, satu-satunya harta yang bisa ia jual. Sly pun terpaksa harus bermalam di Perpustakaan, karena hanya disitulah ia mendapat tempat yang gratis, hangat, dan nyaman.
Sly menghabiskan banyak waktunya di Perpustakaan untuk membaca buku disana. Suatu ketika, Ia pergi untuk menonton sebuah pertandingan tinju kelas dunia antara Muhammad Ali dengan Chuck Wepner. Menghabiskan 15 ronde, Chuck Wepner mampu mengalahkan petinju dunia, Muhammad Ali. Sepulangnya dari pertandingan tersebut, Sly seperti mendapat inspirasi bahwa jikalau ia memang tak bisa menjadi aktor di film orang, maka ia mungkin bisa menjadi aktor di filmnya sendiri. Tiga hari di dalam perpustakaan membuahkan hasil, Sly berhasil menyelesaikan naskah film “Rocky”. Ia sangat bangga atas hasil kerjanya tersebut, sebelum berangkat untuk menawarkan naskahnya, ia terus menatap lembaran naskah tersebut dengan tangan yang gemetar.
Jalannya tak mulus begitu saja, ia tetap mendapat beberapa kali penolakan atas naskahnya yang dianggap tidak berbobot. Namun, ia tetap masuk ke pintu-pintu agensi film. Hingga pada akhirnya, ada seorang produser film tertarik untuk naskah dengan harga $20.000. Tekad Sly tidak berubah, begitu juga dengan mimpinya. Ia tetap ingin menjadi aktor. Maka, ketika ia menawarkan naskahnya, Sly ingin bahwa dialah yang menjadi peran utama dari film ini. Produser itupun mulai ragu, maka ia menaikkan harga naskah Sly dengan syarat film itu dibintangi oleh Ryan O’Neal dan Brut Reynolds. Sly tetap tidak mau, ia tetap ingin dirinya yang menjadi aktor. Sang produser pun terus menaikkan harganya hingga $325.000 asalkan bukan Sly yang bermain peran. Serendah itukah Sly di mata sang produser untuk naskah yang ia tulis sendiri. Maka, sang produser pun setuju menjadikan Sly peran tetapi harga untuk naskahnya hanya $20.000 dan gaji seorang aktor yang didapat Sly hanya $340 per minggu (upah minimum aktor pada saat itu). Nominal yang sangat jauh berbalik dengan sebelumnya, tetapi Sly mengambilnya, Ia tetap yakin bahwa inilah gerbang pertamanya menjadi seorang aktor.
Maka, apa yang sekarang Sly dapatkan ? Penghasilan dengan total $6000 kini berubah menjadi 200 kali lipat lebih besar dari penawaran pertama akibat keberhasilan film “Rocky”. Sly membuktikan kepada dunia bahwa keterbatasan bukan hambatan dirinya untuk menjadi apa yang ia mau. Sly sadar terlahir miskin, buruk, dan cacat, namun semangat dan pantang menyerah menghantarkan Sly pada posisi yang sekarang. Tahun-tahun berikutnya, Sly terus mengeluarkan naskah film terbaru dan sekaligus menjadi aktor di filmnya tersebut. Buah manis yang akhirnya ia panen atas perjalanan yang panjang.
Apa yang dapat diambil dari kisah Sylvester Stallone tersebut ? Sly menerima dirinya dengan segala keterbatasan yang ia punya. Ia tak punya mobil dan rumah yang mewah, untuk bisa tinggal nyaman. Sly tak punya banyak uang, dan mengharuskan ia menghidupi dirinya sebagai buruh laundry. Sly tak punya bakat khusus dalam berakting, yang juga membuatnya ditolak berkali-kali. Namun, Sly mempunyai semangat dan ketabahan menjalani takdirnya. Terlahir cacat, miskin, dan tak memiliki keahlian membawa Sylvester Stallone kepada kejayaan. Namanya terkenal di perfilman holywood.
I take rejection as someone blowing a bugle
in my ear to wake up and get going, rather than retreat”.
in my ear to wake up and get going, rather than retreat”.
“saya anggap penolakan seperti orang meniupkan terompet di telinga untuk membangunkan kita bukan untuk mundur”
-Sylvester Stallone