Selasa, 21 April 2020

STRATEGI CYBER PR MAYBELLINE INDONESIA


STRATEGI CYBER PUBLIC RELATIONS
PADA WEBSITE MAYBELLINE INDONESIA
SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN REPUTASI & BRAND AWARENESS
Nama : Anatasya Margaretta Aryana 
NIM : 20180502109
Dosen : Erna Febriani, S.Si., M.Si.
Cyber PR 

Maybelline adalah salah satu brand make-up internasional yang didirikan pertama kali di Amerika, tepatnya New York pada tahun 1915 oleh T.L. Williams. Maybeliine New York membawa inspirasi trend dari panggung catwalk ke sidewalk, dan memberi kesempatan bagi setiap wanita untuk menghadirkan energi gaya kota New York ke dalam tampilan sehari-hari, sehingga semakin percaya diri serta berani bereksperimen dengan berbagai kreasi make up yang unik. Maybelline terinspirasi dari perempuan yang bergaya modern, sehingga Maybelline menghadirkan produk make up yang inovatif dengan teknologi terbaru, rangkaian produk yang lengkap, terkini sesuai trend make up, praktis, dan terjangkau. (sumber diulas melalui website Maybelline)
Maybelline juga dikenal di seluruh Negara dengan produk make up yang menyediakan varian lengkap dan cocok untuk seluruh tipe kulit wanita di dunia, mulai dari warna kulit gelap hingga terang, Maybelline menyediakan serangkaian produk make up yang sudah teruji secara internasional dan menggunakan teknologi tertentu. Salah satu produk make up Maybelline adalah foundation fit me, foundation super stay 24 hours, Maybelline sharp liner, lipstick super stay matte ink, Maybelline brow precise, dan masih banyak lainnya.
Kualitas Maybelline sudah tidak lagi diragukan, produknya banyak dijual di Indonesia pada offline store kecantikan, seperti Guardian, Wattson, dan Matahari. Selain promosi melalui offline store dengan membuka gerai booth, Maybelline Indonesia juga menyediakan website resmi sebagai platform resmi yang menyediakan berbagai informasi tentang produk Maybelline dan juga pemesanan dapat dilakukan melalui website. Maybelline memanfaatkan kecanggihan internet berbasis media online (website) untuk menyebarluaskan informasi tanpa terbatas ruang dan waktu. Hal tersebut juga selaras dengan fungsi cyber public relations dalam memanfaatkan internet dan media yang mengacu pada teori definisi cyber PR menurut Onggo (2004:8), E-PR adalah inisiatif PR (Public Relations) yang menggunakan media internet sebagai sarana publisitas. Dalam hal ini, Maybelline Indonesia memanfaatkan website sebagai salah satu sarana promosi dan publisitas dalam upaya peningkatan brand awareness.

        Seiring bertambahnya waktu, banyak sekali bermunculan produk make up baru. Hal tersebut juga menjadi salah satu permasalahan bagaimana Maybelline tetap menjadi salah satu brand make up #1 di antara brand lainnya. Para pecinta make up (make up enthusiast) dan remaja wanita pasti sudah tidak asing dengan produk-produk Maybelline. Dapat dikatakan, Maybelline sudah berhasil membuat image yang baik dan menarik perhatian publik.

     Dengan memanfaatkan media berbasis website, Maybelline juga menyediakan info produk Maybelline, make up tips, dan fitur virtual try-on. Sebagai pemula dalam bidang make up, tentu akan sangat kesulitan untuk memilih warna yang cocok untuk kulit kita pada produk make up. Salah satu strategi cyber PR dalam upaya peningkatan brand awareness adalah fitur virtual try-on, dimana konsumen dapat mencoba berbagai shades yang cocok untuk kulitnya. Cara kerjanya hanya perlu berfoto menggunakan kamera ponsel dan pilih shades yang sesuai. Maka, fitur virtual try-on ini akan memanipulasi seolah-olah konsumen memakai produk tersebut, sehingga pemilihan shades produk akan lebih mudah. 
Pada salah satu fitur website ini sangat membantu wanita di Indonesia dalam memilih warna yang tepat. Pemanfaatan media cyber lainnya pada website adalah dengan adanya konten informasi dan berbagi tips. Konten informasi diantaranya tersedia pada menu button; eyes, face, lips, collections. Pada fitur tersebut tersedia informasi mengenai berbagai produk-produk Maybelline sesuai dengan tag menu yang dipilih. Misalnya pada menu eyes, tersedia fitur informasi produk make up mata, seperti alis, eyeliner, eyeshadow, dan mascara. Pengelompokkan tersebut dapat mempermudah konsumen dalam mencari informasi sesuai kelompok make up yang dibutuhkan.
        Pada konten yang informatif mengenai produk make up, juga tersedia harga dari produk tersebut. Selain informasi dasar, konsumen juga mengetahui harga serta rating produk dari para konsumen dan dapat mencoba produk tersebut melalui fitur virtual try on. Hal tersebut tentu akan menarik minat dan perhatian konsumen terhadap produk Maybelline Indonesia. 
          Peningkatan promosi dan brand awareness juga ditingkatkan melalui layanan pemesanan online via whatsapp, yang tersedia di sudut kanan bawah website, kemudian Maybelline Indonesia juga bekerjasama dengan media marketplace online, seperti Shopee, Lazada, TokoPedia, Blibli, sociolla, dan masih banyak lainnya. Peningkatan promosi serta brand awareness juga sangat mudah dengan menggunakan media dan internet. Berikut adalah analisis SWOT website Maybelline Indonesia untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan website dalam salah satu upaya cyber PR: 
     Berdasarkan analisis penulis mengenai website resmi Maybelline Indonesia, maka dapat disimpulkan bahwa Maybelline Indonesia dalam strategi cyber PR, salah satunya menggunakan internet dan media website sebagai platform berbagi informasi dan promosi. Upaya tersebut juga dilakukan sebagai tindakan PR dalam membentuk citra Maybelline dan menarik minat masyarakat terhadap make up trends yang tajam (bold). Salah satu keunggulan Maybelline yang dikenal publik adalah shades make up yang sangat bervariasi (banyak), menggabungkan teknologi dan make up, serta cocok untuk seluruh warna kulit wanita di dunia. Dengan memberikan informasi dan fitur terbaru pada website resmi Maybelline, dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan promosi dan minat publik. Dengan penggunaan media website, audiens yang ingin dicakup dapat lebih luas dan tidak membutuhkan biaya yang banyak, jauh lebih hemat jika dibandingkan dengan iklan konvensional.
       Hal di atas juga berkaitan dengan keuntungan media dalam komunikasi. Analisis strategi cyber PR pada Maybelline Indonesia juga sesuai dengan pernyataan Gita Aprinta (2014; 2) dalam jurnal Strategi Cyber Public Relations dalam Pembentukan Citra Institusi Pendidikan Tinggi Swasta, yang dimana apabila kegiatan PR ditambahkan fitur yang diberikan oleh kecanggihan internet, maka kegiatan cyber public relations praktis menjadi sebuah pilihan bagi perusahaan atau organisasi untuk mengembangkan image dan menjaga reputasi di mata publiknya, karena pada dasarnya salah satu tujuan dari kegiatan public relations sebuah perusahaan adalah untuk membentuk citra positif perusahaan di mata publik secara keseluruhan (Gita Aprinta, 2014; 2). Begitu pula yang dimanfaatkan oleh PR Maybelline Indonesia dalam meningkatkan brand awareness dan menjaga citra Maybelline sebagai brand make up #1



DAFTAR PUSTAKA :
Aprinta, Gita. 2014. Strategi Cyber Public Relations dalam Pembentukan Citra Institusi Pendidikan Tinggi Swasta. Volume VI, No. 01. 

Onggo, Julius, Bob. 2004. Cyber Public Relations. Jakarta: Elex Media Komputindo. 

(Online) www.maybelline.co.id 





Rabu, 15 April 2020

BUSINESS MODEL CANVAS


Perkembangan sektor ekonomi di Indonesia seolah memberikan tanda bahwa pentingnya peningkatan kemandirian dan daya saing sebuah usaha. Hal tersebut memberikan kesempatan untuk memasuki pasar baru, dan memberikan tantangan bagi produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam negeri untuk memperbaiki kualitas mutu produk untuk bersaing di pasar dunia. Para pelaku usaha memiliki tantangan baru di era teknologi untuk mengembangkan bisnisnya agar tidak kalah saing dengan bisnis lainnya.
Banyak hal yang dapat dilakukan oleh seorang founder atau para pelaku usaha untuk memastikan bisnis startup berjalan baik ketika diluncurkan, salah satunya dengan mematangkan model bisnis (business model). Model bisnis (business model) adalah strategi yang akan dilakukan startup untuk menghasilkan nilai (value) untuk berbagai pihak yang terlibat dalam proses itu sendiri. Model bisnis membahas tentang bagaimana suatu usaha dapat dibentuk, disampaikan, kemudian mendapatkan nilai dari proses usaha yang telah dijalani. Pada pemahaman model bisnis, maka perlu kerangka kerja untuk membuat konsep model bisnis menjadi semakin kuat dan mencapai tujuan yang diharapkan, kerangka kerja tersebut dikenal sebagai business model canvas (BMC).
Business Model Canvas (BMC) adalah salah satu alat strategi yang digunakan untuk mendeskripsikan sebuah model bisnis dan menggambarkan dasar pemikiran (kerangka kerja) tentang bagaimana organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai. BMC juga membantu kita melihat lebih akurat rupa usaha yang sedang atau kita akan jalani. Mengubah konsep bisnis yang rumit menjadi sederhana yang ditampilkan pada satu lembar kanvas berisi rencana bisnis dengan sembilan elemen kunci yang terintegrasi dengan baik didalamnya mencangkup analisis strategi secara internal maupun ekternal perusahaan (Osterwalder, 2012).
Business Model Canvas memiliki 9 elemen penting yang merepresentasikan elemen kunci yang secara umum ada pada semua model bisnis, melalui 9 elemen tersebut juga dapat memperlihatkan cara berpikir tentang bagaimana sebuah usaha menghasilkan keuntungan. 9 elemen pada Business Model Canvas adalah: 

1.      Customer Segments
Customer segments atau blok bangunan segmen pelanggan mengambarkan sekelompok orang atau organisasi berbeda yang ingin dijangkau atau dilayani oleh perusahaan. Pelanggan adalah inti dari semua model bisnis. Tanpa pelanggan (yang dapat memberikan keuntungan), tidak ada perusahaan yang mampu bertahan dalam waktu lama. Seorang wirausaha harus menentukan segment pelanggan yang sesuai dengan barang/jasa yang ditawarkan, misalnya seseorang menjual produk kosmetik lipstick, maka segmen pelanggannya adalah para wanita remaja-dewasa.
2.      Value Proporsition
Blok bangunan proposisi nilai mengambarkan gabungan antara produk dan layanan yang menciptakan nilai tambah untuk segmen pelanggan spesifik. Proposisi nilai adalah alasan yang membuat pelanggan beralih dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Proposisi nilai dapat memecah masalah pelanggan atau memuaskan kebutuhan pelanggan. Setiap proposisi nilai berisi gabungan produk dan/atau jasa tertentu yang melayani kebutuhan segmen pelanggan spesifik. Dalam hal ini proposisi nilai merupakan kesatuan atau gabungan manfaat-manfaat yang ditawarkan perusahaan kepada pelanggan.
Pelanggan akan cenderung memilih barang/jasa yang memenuhi tingkat kebutuhan yang paling tinggi, maka dibutuhkan nilai proposisi untuk menjelaskan bahwa barang/jasa yang ditawarkan adalah yang terbaik bagi pelanggan, misalnya: jarak rumah ke kantor adalah 2 km, seseorang harus membuat pilihan transportasi yang cepat dan meminimalisir terjebak kemacetan, apakah berjalan kaki, naik bus kota, atau naik ojek online. Keunggulan ojek online adalah lebih cepat, efisien, dan jelas. Maka, banyak orang memilih menggunakan ojek online untuk bepergian. Biayanya pun tidak jauh berbeda.
3.      Channels
Blok bangunan saluran menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan berkomunikasi dengan segmen pelanggannya dan menjangkau mereka untuk memberikan proposisi nilai. Saluran komunikasi, distribusi dan penjualan merupakan penghubung antara perusahaan dan pelanggan, saluran adalah titik sentuh pelanggan yang sangat berperan dalam setiap kejadian yang mereka alami.
Melalui penggunaan channels yang tepat, Anda baru bisa menyampaikan value propositions kepada customer segments. Pemilihan channels yang tepat misalnya pada kegiatan penjualan, apakah dipromosikan melalui online atau kepemilikan toko pribadi, atau menitipkan produk di toko orang lain.
4.      Customer Relationship
Blok bangunan hubungan pelanggan menggambarkan berbagai jenis hubungan yang dibangun perusahaan bersama segmen pelanggan yang spesifik. Sebuah perusahaan harus menjelaskan jenis hubungan yang ingin dibangun bersama segmen pelanggan. Hubungan dapat bervariasi mulai dari yang bersifat pribadi sampai otomatis. Tujuannya adalah membangun relasi antara perusahaan dengan pelanggan agar pelanggan tidak berpaling, tetapi menyimpan kepercayaan (trust). Hubungan tersebut dapat dibangun salah satunya dengan memperhatikan kotak saran pelanggan.
5.      Revenue Streams
Blok bangunan revenue stream (arus pendapatan) menggambarkan keuntungan yang dihasilkan perusahaan dari masing-masing segmen pelanggan (biaya harus mengurangi pendapatan untuk menghasilkan pemasukan). Berbicara tentang pendapatan maka nantinya kita berbicara tentang bagaimana menghasilkan laba. Laba (profit) adalah keuntungan yang didapatkan setelah dikurangi biaya produksi, sewa, dan lain-lain. Elemen ini harus dikelola semaksimal mungkin untuk meningkatkan pendapatan bisnis. Semua bahan baku, produk, atau kinerja harus dimanfaatkan secara maksimal.
6.      Key Resources
Blok bangunan sumber daya utama mengambarkan aset-aset terpenting yang diperlukan agar sebuah model bisnis dapat berfungsi. Setiap model bisnis memungkinkan perusahaan menciptakan dan menawarkan proposisi nilai, menjangkau pasar mempertahankan hubungan dengen segmen pelanggan dan memperoleh pendapatan. Semua jenis sumber daya, mulai dari pengelolaan bahan baku, penataan sumber daya manusia, dan penataan proses operasional menjadi perhatian dalam membuat model bisnis.
7.      Key Activities
Key activities adalah semua aktivitas yang berhubungan dengan produktivitas bisnis yang berkaitan dengan sebuah produk, di mana kegiatan utamanya adalah menghasilkan proposisi nilai. Seperti halnya sumber daya utama, aktivitas-aktivitas kunci juga diperlukan untuk menciptakan dan memberikan proposisi nilai, menjangkau pasar, mempertahankan hubungan Pelanggan dan memperoleh pendapatan. Misalnya: pada usaha martabak, penting untuk mengembangkan varian rasa baru, seperti green tea, jagung pandan, dan lain-lain.
8.      Key Partnership
Blok bangunan kemitraan utama menggambarkan jaringan pemasok dan mitra yang membuat model bisnis dapat bekerja. Elemen ini berfungsi untuk pengorganisasian aliran suatu barang atau layanan lainnya. Posisi-posisi partner kunci tersebut bermanfaat untuk efisiensi dan efektivitas dari key activites yang telah dibuat. Perusahaan membentuk kemitraan dengan berbagai alasan, dan kemitraan menjadi landasan dari berbagai model bisnis mengurangi risiko atau memperoleh sumber daya mereka. Salah satu mitra yang dapat diajak kerjasama oleh perusahaan adalah saluran pemasaran atau distributor.
9.      Cost Structure
Struktur biaya menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan model bisnis. Blok bangunan ini menjelaskan biaya terpenting yang muncul ketika mengoperasikan model bisnis tertentu. Mengelola biaya secara efisien akan membuat bisnis yang dijalani menjadi lebih hemat dan bisa meminimalkan risiko kerugian. Struktur biaya memiliki karakteristik, yaitu:
·         Biaya Tetap (gaji karyawan, uang sewa, maintenance mesin, dll.)
·         Biaya Variabel (biaya variasi sesuai volume barang/jasa yang dihasilkan)
·         Skala Ekonomi (biaya yang digunakan dalam manfaat rata-rata produksi)

Berikut adalah salah satu contoh illustrator BMC (Business Model Canvas) usaha Batik Lebak. 
(Ilustrator BMC dibuat oleh Penulis)

            Penjelasan di atas merupakan Business Model Canvas (BMC) beserta dengan 9 elemen penting dalam mematangkan model bisnis. Sangat penting untuk mempersiapkan semuanya secara tepat dan detail, sehingga tujuan berwirausaha dapat tercapai sesuai dengan tujuan. Semoga informasi berikut dapat membantu kalian para pengusaha pemula dalam berbisnis :)!




Rabu, 08 April 2020

PRODUK DAN PENENTUAN HARGA JUAL



      Setiap orang (wirausahawan) menginginkan usahanya berjalan lancer dan menguntungkan. Keuntungan didapatkan melalui laba yang didapatkan. Dalam ilmu ekonomi, laba dapat didefinisikan sebagai suatu peningkatan kekayaan seorang investor dari kegiatan bisnisnya, yaitu keuntungan atau hasil penanaman modal setelah dikurangi dengan biaya-biaya dalam menjalankan bisnisnya. 
      Laba dipengaruhi oleh keputusan penentuan harga jual terhadap produk yang dijual atau dipasarkan. Oleh karena itu, dalam menentukan harga jual produk tidak dapat dilakukan sekali saja tetapi harus selalu dievaluasi dan disesuaikan dengan kondisi yang sedang dihadapi perusahaan. Sebelum menentukan harga jual, perlu diketahui tentang pengertian penentuan harga jual itu sendiri. Harga jual menurut Supriyono (2001; 314) adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan.
            Prinsip dasar dalam penentuan harga jual produk standar adalah bahwa harga jual harus cukup untuk menutup semua biaya dan menghasilkan laba dalam jangka panjang sehingga dapat memberikan return yang wajar bagi para pemegang saham serta mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Semua biaya yang harus ditutup tersebut meliputi biaya produksi, pemasaran, administrasi dan umum, dan biaya keuangan baik yang bersifat tetap maupun yang bersifat variabel (Supriyono, 2001:332).  
            Penentuan Harga Pokok Produksi dapat dilakukan dengan dua cara:
1. Actual costing, dalam penentuan Harga Pokok Produksi dengan cara actual costing biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik semua dihitung berdasarkan biaya aktual yang terjadi.
2. Normal costing, dalam penentuan Harga Pokok Produksi dengan cara normal costing meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dihitung berdasarkan biaya aktual yang terjadi. Sedangkan biaya overhead pabrik dihitung berdasarkan tarif yang ditentukan di muka.
Harga jual produk dapat dihitung dengan menjumlahkan seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu sebagai laba atau margin yang dikehendaki pada produk tersebut. Rumusnya dapat ditulis sebagai berikut :
Biaya Total + Margin = Harga Jual
Contoh :

Produk yang akan dijual adalah sate pisang crispy. Penentuan biaya total dibagi menjadi 3, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya lainnya. Rincian biaya untuk 50 pcs sate pisang adalah sebagai berikut:
·         Biaya Bahan Baku      = Rp. 230.000
(Terigu, tepung roti, pisang, susu, maizena, gula, cokelat, minyak goreng, gas elpiji)
·         Biaya Tenaga Kerja     = Rp. 50.000
·         Biaya lainnya              = Rp. 100.000
TOTAL                      = Rp. 380.000
Penentuan Harga Jual Produk =
Biaya Total + Margin = Harga jual per unit/pcs
Rp. 380.000 + (30% x Rp. 380.000) : jumlah unit =
= Rp. 380.000 + Rp. 114.000                                                                     
= Rp. 494.000 : 50                                                          
= Rp. 9.880 (per pcs)
Jadi, harga jual sate pisang per 1 unit sebesar Rp. 9.880.
            Dalam menentukan harga jual produk, harus diperhatikan dengan rinci dan detail. Apabila salah dalam merinci biaya, maka akan berdampak pada laba yang akan didapatkan. Sebuah usaha harus menguntungkan dan tidak boleh merugikan. Laba yang didapatkan dari hasil penjualan yang nantinya akan digunakan sebagai modal dan pengembangan usaha. Sekian adalah penjelasan tentang produk dan penentuan harga jual, semoga bermanfaat.