Selasa, 12 Mei 2020

ANALISA KELAYAKAN BISNIS/INVESTASI


Hallo Readers…. setelah kemarin kita membahas mengenai manajemen keuangan dan cash flow, kali ini penulis akan membahas mengenai Analisa Kelayakan Bisnis/Investasi beserta dengan kriteria investasi.

         Umar H (2007:5) mendefiniskan studi kelayakan bisnis adalah analisis sebuah rencana bisnis yang bukan hanya menganalisis layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan, tetapi juga mengontrol kegiatan operasional secara rutin dalam rangka pencapaian tujuan serta keuntungan yang maksimal. Semantara menurut Kasmir dan Jakfar (2012:7), studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan. 
        Berdasarkan pengertian menurut beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis kelayakan bisnis adalah pertimbangan awal dan mendasar yang harus dilakukan sebelum memulai menjalankan usaha/bisnis, tujuannya adalah menilai dan menentukan apakah usaha yang dijalankan layak atau tidak serta mengontrol kegiatan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. 
       Setiap penilaian yang diberikan nilai yang standar untuk usaha yang sejenis dengan cara membandingkan dengan rata-rata industri atau target yang telah ditentukan. Terdapat beberapa kriteria untuk menentukan apakah suatu usaha layak atau tidak untuk dijalankan ditinjau dari aspek keuangan. Adapun 4 kriteria yang umum digunakan untuk menentukan kelayakan suatu usaha atau investasi adalah: 
1. Payback Period (PP)
          Metode payback period merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu pengembalian investasi suatu usaha atau bisnis. Perhitungan ini dapat dilihat dari perhitungan kas bersih yang diperoleh per tahun. Nilai kas bersih merupakan penjumlahan antara laba setelah pajak yang ditambah dengan penyusutan. Jika waktu yang dibutuhkan makin pendek, maka proposal investasi dianggap makin baik. Perhitungan payback peiod dapat dihitung melalui perhitungan berikut: 
Keterangan :
I = Besarnya biaya investasi
Ab = keuntungan bersih yang diperoleh per tahun


2. Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio)
         Benefit cost ratio merupakan sebuah perbandingan antara seluruh nilai benefit terhadap seluruh nilai biaya yang dikeluarkan. B/C ratio dapat menunjukkan berapa keuntungan berlipat dari biaya yang telah dikeluarkan. Rumus perhitungan pada benefit/cost ratio pada sebuah usaha, yaitu: 









Keterangan : 
Bt = Manfaat (benefit) pada tahun ke-t
Ct = Biaya (cost) pada tahun ke-t
i = Discount Factor
t = Umur/waktu bisnis
     Kelebihan menerapkan perhitungan b/c ratio dalam menganalisa suatu usaha adalah rasio keuntungan yang didapatkan dapat diukur karena dapat mengurangi dengan biaya. Metode ini telah memperhitungkan aliran kas selama umur proyek investasi. Sedangkan, kekurangannya adalah proses perhitungannya cenderung lama karena mengidentifikasi terlebih dahulu semua biaya. 

3. Net Presen Value (NPV) 
         NPV merupakan nilai sekarang (present value) dari selisih antara benefit (keuntungan) dengan biaya (cost) pada discount rate tertentu. Secara singkat, NPV merupakan kelebihan benefit (manfaat) dibandingkan dengan biaya. Dalam perhitungan NPV, perlu menentukan dengan tingkat suku bunga saat ini yang relevan. Selain itu, NPV juga dapat diartikan sebagai nilai saat ini dari suatu cash flow yang diperoleh melalui investasi yang dilakukan. Perhitungan NPV dapat dilakukan dengan rumus berikut: 
Keterangan : 
Ct = Arus Kas per tahun t
Co = Nilai investasi awal pada tahun ke 0 
r = Suku bunga atau discount rate (%)

Kriteria keputusan atas usulan investasi adalah sebagai berikut:
  • Apabila jumlah PV dari keseluruhan proceeds yang diharapkan lebih besar daripada PV dari investasinya (NPV positif), maka usulan investasi dapat diterima.
  • Apabila jumlah PV dari keseluruhan proceeds yang diharapkan sama dengan nol (NPV nol), maka usulan investasi dapat diterima atau ditolak.
  • Apabila jumlah PV dari keseluruhan proceeds yang diharapkan lebih kecil daripada PV dari investasinya (NPV negatif), maka usulan investasi seharusnya ditolak.
4. Internal Rate of Return (IRR) 
        Internal rate of return (IRR) adalah tingkat pengembalian investasi (satuannya %). Cara menghitung IRR dipakai untuk menentukan sebuah investasi dilaksanakan atau tidak, biasanya digunakan sebagai acuan kalau investasi tersebut harus lebih tinggi dari minimum acceptable rate of return atau Minimum atractive rate of return. Pada suku bunga IRR akan diperoleh NPV=0, atau biasa disebut dengan IRR mengandung makna suku bunga yang dapat diberikan investasi, yang memberikan NPV = 0. Syarat utamanya adalah apabila IRR>Suku bunga MARR. 
         Untuk dapat memperoleh hasil akhir dari IRR, harus mencari discount rate yang menghasilkan NPV positif, kemudian setelah itu mencari discount rate yang menghasilkan NPV negatif. Perhitungannya dapat dihitung dengan rumus IRR di bawah ini: 







Keterangan :
i1 = Tingkat Diskonto yang menghasilkan NPV+ 
i2 = Tingkat Diskonto yang menghasilkan NPV- 
NPV1 = Net Present Value bernilai positif 
NPV2 = Net Present Value bernilai negatif
Menurut Yacob Ibrahim, Internal Rate of Return atau IRR adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan NPV sama dengan 0. IRR memiliki tiga nilai yang masing-masing memiliki arti terhadap kriteria investasi, yaitu:
1) IRR < SOCC, hal ini berarti bahwa usaha atau proyek tersebut tidak layak secara finansial.
2) IRR = SOCC, hal ini juga berarti bahwa usaha atau proyek tersebut berada dalam keadaan break even point.
3) IRR > SOCC, hal ini berarti bahwa usaha atau proyek tersebut layak secara finansial.

         Nahh.. setelah kita membahas mengenai kriteria penilaian investasi, Aku mau sedikit memberikan gambaran mengenai perhitungan penilaian investasi menggunakan NPV (Net Present Value). Misalnya sebuah Perusahaan snacks ringan ingin membeli sebuah mesin produksi untuk meningkatkan jumlah produksi produknya. Diperkirakan untuk harga mesin tersebut adalah Rp. 150 juta dengan mengikuti aturan suku bunga pinjaman yakni sebesar 12% per tahun. Untuk Arus Kas yang masuk pada perusahaan itu diestimasikan sekitar Rp. 50 juta per tahun selama 5 tahun. Apakah rencana investasi pada pembelian mesin produksi diatas dapat dilanjutkan?
Maka, diketahui bahwa
Ct = Rp. 50 juta
C0 = Rp. 150 juta
r = 12% (0,12)
Penyelesaian perhitungan dengan NPV =
NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + (C4/(1+r)4) + (C5/(1+r)5) – C0
NPV = ((50/1+0,12) + (50/1+0,12)2 + (50/1+0,12)3 + (50/1+0,12)4 + (50/1+0,12)5) – 150
NPV = (44,64 + 39,86 + 35,59 + 31,78 + 28,37) – 150
NPV = 180,24 – 150
NPV = 30,24
Jadi nilai untuk NPV-nya adalah Rp. 30,24 juta.
*Penjelasan lebih lanjut, kalian dapat menonton video berikut :)


Di atas merupakan penjelasan mengenai analisa kelayakan bisnis atau investasi beserta kriteria penilaian investasi. Semoga informasi dapat bermanfaat bagi kalian :). 


Rabu, 06 Mei 2020

MANAJEMEN KEUANGAN


Hallo readers… Kali ini kita akan membahas mengenai manajemen keuangan. Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi manajemen yang juga tak kalah penting. Maka dari itu, jika kalian para startup business atau wirausaha, informasi ini sangat membantu untuk menambah pengetahuan kalian.   



Dalam mencapai tujuannya, suatu usaha harus menjalankan fungsi-fungsi manajemen dengan baik, salah satunya adalah manajemen keuangan. Manajemen keuangan juga memiliki peran penting dalam sebuah usaha, baik usaha besar maupun kecil serta jenis usaha apapun (konveksi, ritel, sandang/pangan, dll). Pengertian Manajemen Keuangan menurut Horne dan Wachowicz Jr. (2012:2) dalam bukunya yang berjudul Fundamentals of Financial Management bahwa pengertian manajemen keuangan berkaitan dengan perolehan aset, pendanaan, dan manajemen aset dengan didasari beberapa tujuan umum.
            Sedangkan menurut Irham Fahmi (2013:2), mengemukakan bahwa manajemen keuangan merupakan penggabungan dari ilmu dan seni yang membahas, mengkaji dan menganalisis tentang bagaimana seorang manajer keuangan dengan mempergunakan seluruh sumberdaya perusahaan untuk mencari dana, mengelola dana dan membagi dana dengan tujuan memberikan profit atau kemakmuran bagi para pemegang saham dan suistainability (keberlanjutan) usaha bagi perusahaan. Maka, menurut pengertian manajemen keuangan menurut Penulis adalah suatu kajian dan bentuk perencanaan analisis keuangan, yang mencakup keputusan inventasi, pendanaan bahkan aktivas perusahaan dengan tujuan memberikan profit bagi para pemegang saham dan suistainability (keberlanjutan) usaha bagi perusahaan.
            Fungsi manajemen keuangan yang utama adalah dalam hal keputusan investasi, pembiayaan dan deviden untuk suatu perusahaan atau organisasi bahkan koperasi atau bahkan instansi-instansi lain. Pada manajemen keuangan, perlu diperhitungkan secara rinci mengenai sumber dana perusahaan yang berguna untuk mencukupi kebutuhan operasional perusahaan. Jika membahas mengenai keuangan, pasti juga akan berhubungan dengan dana. Dari manakah sumber dana sebuah Perusahaan ? Bagaimana mengelola dana tersebut ? Bagaimana aliran dana untuk manajemen keuangan ?
A. Sumber Dana
Sumber dana berguna untuk melakukan ekspansi atau pengembangan usaha, atau bahkan mempertahankan perusahaan dan bahkan untuk membayar hutang piutang Perusahaan membutuhkan Dana untuk melakukannya. Mendapatkan dana perusahaan merupakan aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh sumber dana. Entah itu berasal dari internal perusahaan ataupun bersumber dari eksternal perusahaan. Terdapat dua sumber utama pendanaan usaha, yaitu ekuitas dan utang. Kedua sumber pendanaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pendanaan Ekuitas (Modal Sendiri).
Pendanaan ekuitas dapat diperoleh dari tabungan individu, kerabat dan atau saudara, investor perorangan lain, perusahaan-perusahaan besar, perusahaan modal ventura dan penjualan saham. Ini juga dapat dikatakan sebagai dana internal perusahaan, yaitu dana yang berasal atau dipenuhi dari dalam perusahaan. Contohnya laba ditahan, yakni laba bersih perusahaan yang berhasil diperoleh dan digunakan kembali untuk membiayai kebutuhan perusahaan.
2. Pendanaan dari Utang (Pinjaman)
Pendanaan yang berasal dari pinjaman dapat diperoleh dari teman atau saudara, investor perorangan lainnya, para pemasok bahan baku pemberi pinjaman berbentuk aset, bank-bank komersial, program-program yang didukung oleh pemerintah, lembaga-lembaga keuangan swadaya masyarakat, perusahaan-perusahaan besar dan perusahaan modal ventura. Ini juga disebut sebagai dana eksternal perusahaan, yaitu dana yang berasal dari pihak di luar perusahaan. Contohnya modal baru atau berhutang. Modal baru berarti menerbitkan saham baru sedangkan utang berarti dihadapkan dengan pilihan jangka panjang dan pendek.
·         Utang jangka pendek yaitu utang yang jatuh tempo pelunasannya kurang dari 1 periode. Contohnya utang kepada supplier bahan baku dan kredit dagang.
·         Utang jangka panjang merupakan utang yang jangka waktu pelunasannya lebih dari 1 periode yang biasanya 5 tahun keatas. Contohnya obligasi dan utang hipotik.
Manajemen keuangan memperhitungkan berapa banyak dana yang diperlukan oleh perusahaan agar dapat terus berjalan serta melakukan alokasi dari pendanaan tersebut untuk kegiatan ataupun aktivitas yang tepat.
B. Penggunaan Dana
            Aktivitas penggunaan dana disebut juga investment decisions. Penggunaan dana meliputi transaksi-transaksi yang berakibat adanya pengeluaran atau pembayaran dana, seperti kas atau modal kerja dalam periode waktu tertentu. Penggunaan dana dalam sebuah Perusahaan dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Penggunaan Dana Jangka Pendek
            Dalam menggunakan dana jangka pendek berguna untuk asset-aset yang bergerak, misalnya membeli perlengkapan produksi dan kegiatan operasional, menanam deposito, modal kerja perusahaan, kredit perdagangan. Dana dalam penggunaan jangka pendek harus dikembalikan dalam rentang waktu setahun buku akuntansi atau kurang (tidak boleh melebihi dari satu periode akuntansi). Penggunaan dana dalam jangka pendek dapat mempengaruhi peforma bisnis yang memiliki pengaruh pada likuiditas perusahaan secara langsung.
2. Penggunaan Dana Jangka Menengah
            Pada umumnya, beberapa Perusahaan menetapkan beberapa aktivitas penggunaan dana di jangka menengah karena tidak dapat terpenuhi dalam pendanaan jangka pendek, namun terlalu berlebih jika dalam jangka panjang. Rentang waktu dalam pengembalian dana jangka menengah adalah lebih dari satu tahun buku akuntansi tetapi tidak lebih dari lima tahun buku akuntansi. Contoh penggunaan dana dalam jangka menengah adalah leasing, term loan, pinjaman kebutuhan Perusahaan, dll.
3. Penggunaan Dana Jangka Panjang
            Pada penggunaan dana di jangka panjang menggunakan dana yang dimiliki oleh asset tetap, misalnya pembelian tanah/gedung/bangunan, pembelian atau pemeliharaan mesin, melakukan ekspansi usaha dengan mengakuisisi perusahaan sejenis/supplier, mebeli asset tetap jangka panjang lainnya. Tempo pengembalian dana berjangka panjang umumnya lebih dari lima tahun buku akuntansi. Aktivitas penggunaan dana di jangka panjang ini menentukan tujuan akhir finansial dan performa dari sebuah bisnis yang dijalankan.
C. Cashflow (Arus Kas)
            Arus kas perusahaan merupakan gambaran mengenai arus kas masuk (cash inflow) dan arus kas keluar (cash outflow) dalam perusahaan. Seorang wirausaha atau pengusaha harus mengelola arus kas perusahaan dengan efektif agar tidak menyebabkan kerugian pada Perusahaan. Peran manajemen keuangan bisa mengatur arus kas masuk dan arus kas yang keluar. Kebijakan tentang penjualan kredit misalnya, yang menjadi piutang dan menjadi masalah untuk arus kas masuk. Manajemen dapat memberikan aturan yang dapat menguntungkan perusahaan sekaligus tidak memberatkan konsumen. Penentuan arus kas masuk dan arus kas keluar dapat dilihat dari:
a. Arus Kas Masuk (Cash Inflow), adalah segala bentuk kas yang masuk ke dalam perusahaan dan menjadi pemasukan yang akan menambah aset perusahaan tersebut. Arus kas masuk diperoleh dari:
  • Hasil penjualan barang produksi secara tunai.
  • Pendapatan royalty, komisi, fee, dan imbalan lainnya. 
  • Pendapatan bunga dan deviden.
  • Penjualan aktiva tetap dan investasi jangka panjang. 
  • Penerbitan saham baru dan jangka panjang, seperti obligasi.
b. Arus Kas Keluar (Cash Outflow), adalah semua kas yang dikeluarkan dari perusahaan yang dimaksudkan untuk mendukung berbagai kegiatan di dalam perusahaan itu sendiri. Arus kas keluar terdiri dari beberapa bentuk, seperti: 
  • Pembayaran gaji karyawan, pajak, bunga, dan biaya lain-lain. 
  • Pembelian aktiva tetap dan investasi jangka panjang. 
  • Pembayaran deviden dan utang jangka panjang. 
  • Penarikan kembali saham (treasury stock).
  • Pembayaran utang/pinjaman. 
Dengan adanya laporan arus kas yang tepat, maka akan membantu keberlangsungan sebuah usaha. Cash flow juga membantu dalam mengklasifikasi dana yang digunakan dan didapatkan dalam periode waktu tertentu. Laporan arus kas atau cash flow terdiri dari 3 aktivitas, yaitu:
a. Aktivitas Operasi (Operating Activities)
Aktivitas operasi adalah laporan arus kas yang terdiri dari kegiatan operasional perusahaan. Dengan kata lain, aktivitas ini  dapat diperoleh dengan memasukkan nilai dari pengaruh kas/bank pada transaksi yang dilibatkan dalam penentuan laba bersih, misalnya; penjualan barang dan jasa dari pelanggan, pembelian persediaan, atau perlengkapan yang umurnya diperkirakan kurang dari setahun, utang kepada supplier dan beban operasional lainnya.
b. Aktivitas Investasi (Investing Activities)
Aktivitas investasi ini berkaitan dengan aktivitas arus kas yang dihasilkan dari penjualan ataupun pembelian aktiva tetap. Atau  kegiatan memasukkan nilai dari transaksi yang mempengaruhi kas atau bank untuk kegiatan investasi pada aset yang umurnya diperkirakan lebih dari satu tahun. Contohnya, pembelian/penjualan aktiva tetap atau investasi jangka panjang lainnya.
c. Aktivitas Pendanaan (Financing Activities)
Aktivitas pendanaan merupakan aktivitas kas yang berasal dari penambahan modal perusahaan. Untuk menghitung aktivitas ini, Anda dapat memasukkan nilai penambahan atau pengurangan kas yang berasal dari kewajiban jangka panjang dan ekuitas pemilik. Seperti penyetoran modal awal, utang bank atau obligasi dan penerbitan saham.


Nah, penjelasan di atas merupakan penjelasan mengenai pentingnya memahami manajemen keuangan dengan baik agar dapat mengelola jalannya sebuah usaha dengan baik dan dapat mencapai tujuan. Semoga, informasi di atas bermanfaat untuk kalian semua. Sampai jumpa di informasi-informasi selanjutnya. :)